Selasa, 15 Januari 2013

Sistem Kardiovaskular

BAB II
CARDIOVASCULAR DISEASE 
2.1 Penyakit Kardiovaskular (Cardiovascular Disease)
Cardiovascular Disease adalah nama untuk suatu kelompok penyakit yang mengenai jantung dan pembuluh darah. Contoh dari penyakit jantung adalah penyakit jantung koroner (CHD), stroke, trombosis dan gangguan pembuluh darah perifer (PAD). CHD dan stroke, keduanya dapat disebabkan oleh penyumbatan dalam pembuluh darah.
Kardiovskular ialah penyakit yang berhubungan dengan fungsi jantung (cardiac) dan sisitem peredaran darah (Vaskular). Penyakit ini disebabkan karena ada penyumbatan dan penyempitan pembuluh arteri kororner tersebut disebabkan oleh penumpukan zat-zat lemak (kolesterol, trigliserida) di bawah lapisan terdalam (endotelium) dari dinding pembuluh nadi (aterosklerosis). Satu faktor yang paling berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya penimbunan zat lemak ini adalah gaya hidup, khususnya pola makan. Selain lewat makanan, penyakit jantung pun dapat disebabkan oleh keadaan jantung yang lemah sejak lahir (inherited heart disorder).
Saat ini penyakit degeneratif dan kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1972, 1986 dan 1992 menunjukkan peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler yang menyolok sebagai penyebab kematian dan sejak tahun 1993 diduga sebagai penyebab kematian nomor satu. Penyakit tersebut timbul karena berbagai faktor risiko seperti kebiasaan merokok, hipertensi, disiplidemia, diabetes mellitus, obesitas, usia lanjut dan riwayat keluarga. Dari faktor risiko diatas yang sangat erat kaitannya dengan gizi adalah hipertensi, obesitas, disiplidemia dan diabetes mellitas.

2.2 Faktor resiko penyakit  jantung
Faktor resiko adalah keadaan yang ada pada seseorang yang membuatnya lebih beresiko (berpeluang) menderita penyakit dibandingkan dengan orang lain yang ciri-cirinya sama, tetapi tidak memiliki keadaan itu.
            Penyakit jantung koroner sangat berhubungan dengan faktor resiko. Bila anda dapat mengendalikan faktor resiko tersebut, berarti anda memperbaiki kualitas hidup anda dan memperkecil resiko kambuh atau memberatnya penyakit.
Mengontrol faktor risiko koroner termasuk berhenti merokok untuk anda yang biasa merokok; mengontrol kadar kolesterol darah agar tidak melebihi nilai normal; mengawasi tekanan darah agar tetap normal; bila menderita diabetes diusahakan kadar gula tidak terlalu tinggi. Untuk yang kegemukan (obese) agar menurunkan berat badannya sampai berat badan ideal. Bagi anda yang dengan stress psikis tinggi agar dapat mengendalikan stress psikis tersebut. Semua ini dapat anda lakukan sendiri dengan kesadaran penuh, dan akan lebih baik lagi melalui konsultasi dengan dokter keluarga anda. Faktor resiko yang dapat menyebabkan seseorang mengalami penyakit jantung ialah:
2.2.1        Alkohol
Minum alkohol dalam jumlah banyak dapat meningkatkan resiko CVD.
2.2.2        Tekanan Darah
Takanan darah tinggi secara langsung dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya CVD.
2.2.3        Diabetes
Diabetes secara substansial dapat meningkatkan resiko CVD. Laki-laki dengan diabetes melitus tipe 2 memiliki resiko terkena CVD 2-4 kali lebih besar, dan resiko ini lebih tinggi lagi pada perempuan dengan penderita diabetes melitus tipe 2.
2.2.4        Makanan
Salah satu alasan mengapa angka kejadian CVD di Indonesia meningkat adalah gaya hidup yang berubah yang menyangkut kegiatan fisik dan kebiasaan makan yang kurang sehat. Dalam hal yang terakhir, konsumsi lemak tertentu - terutama lemak jenuh - meningkat, sedangkan konsumsi buah-buahan dan sayur mayur terlalu rendah. Konsumsi garam juga berada diatas tingkat yang dianjurkan
2.2.5        Olahraga
Laporan WHO tahun 2002 memperkirakan bahwa antara 1 hingga 24% dari CVD di negara-negara maju disebabkan oleh rendahnya tingkat olah raga (dibawah 2.5 jam kegiatan dengan intensitas sedang setiap minggu). Perubahan gaya hidup di Indonesia juga mengurangi kegiatan fisik
2.2.6        Kolesterol
Apabila terlalu banyak kolesterol dalam darah, maka kelebihannya akan terperangkap pada dinding pembuluh darah arteri. Seiring waktu, endapan ini akan bertambah dan menyumbat aliran darah. Proses ini disebut Atherosclerosis. Proses ini dapat terus berlanjut sampai sumbatan pembuluh darah semakin kuat, sehingga aliran darah terhambat dan darah menjadi lebih mudah menggumpal. Saat inilah mulai timbul keluhan kesehatan. Apabila endapan lemak ini terlepas dari dinding pembuluh darah, maka dapat menyebabkan pembuluh darah tersumbat secara total. Apabila terjadi pada pembuluh darah di jantung maka menyebabkan serangan jantung dan apabila terjadi di otak maka menyebabkan stroke.


2.3 Pengobatan Penyakit Jantung.
Ada sejumlah obat-obatan resep yang tersedia untuk pengobatan CVD, termasuk obat antiplatelet, anti-hipertensi (misalnya ACE inhibitor, AIIRA), obat penurun lipid, statin, beta blocker, diuretik, dan vasodilator.  Ada banyak pasien yang juga membutuhkan prosedur operasi seperti operasi by-pass pembuluh darah koroner.
             Meskipun ada sejumlah pengobatan yang telah terbukti efektif, pencegahan CVD jelas lebih baik.  Hal ini dapat dicapai dengan mengurangi faktor-faktor resikonya yaitu menurunkan tekanan darah, menurunkan tingkat kolesterol, berhenti merokok, mengurangi minum alkohol dan lebih banyak berolah-raga. Penyelidikan terakhir menunjukkan bahwa obat-obat resep tertentu, yang telah terbukti mengurangi timbulnya CVD, juga dapat mencegah CVD.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar