BAB II
CARDIOVASCULAR DISEASE
2.1 Penyakit Kardiovaskular (Cardiovascular Disease)
Cardiovascular Disease
adalah nama untuk suatu kelompok penyakit yang mengenai jantung dan
pembuluh darah. Contoh dari penyakit jantung adalah penyakit jantung
koroner (CHD), stroke, trombosis dan gangguan pembuluh darah perifer
(PAD). CHD dan stroke, keduanya dapat disebabkan oleh penyumbatan dalam
pembuluh darah.
Kardiovskular
ialah penyakit yang berhubungan dengan fungsi jantung (cardiac) dan
sisitem peredaran darah (Vaskular). Penyakit ini disebabkan karena ada
penyumbatan dan penyempitan pembuluh arteri kororner tersebut disebabkan
oleh penumpukan zat-zat lemak (kolesterol, trigliserida) di bawah
lapisan terdalam (endotelium) dari dinding pembuluh nadi
(aterosklerosis). Satu faktor yang paling berpengaruh terhadap
kemungkinan terjadinya penimbunan zat lemak ini adalah gaya hidup,
khususnya pola makan. Selain lewat makanan, penyakit jantung pun dapat
disebabkan oleh keadaan jantung yang lemah sejak lahir (inherited heart
disorder).
Saat
ini penyakit degeneratif dan kardiovaskuler sudah merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Hasil Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) tahun 1972, 1986 dan 1992 menunjukkan peningkatan
prevalensi penyakit kardiovaskuler yang menyolok sebagai penyebab
kematian dan sejak tahun 1993 diduga sebagai penyebab kematian nomor
satu. Penyakit tersebut timbul karena berbagai faktor risiko seperti
kebiasaan merokok, hipertensi, disiplidemia, diabetes mellitus,
obesitas, usia lanjut dan riwayat keluarga. Dari faktor risiko diatas
yang sangat erat kaitannya dengan gizi adalah hipertensi, obesitas,
disiplidemia dan diabetes mellitas.
2.2 Faktor resiko penyakit jantung
Faktor
resiko adalah keadaan yang ada pada seseorang yang membuatnya lebih
beresiko (berpeluang) menderita penyakit dibandingkan dengan orang lain
yang ciri-cirinya sama, tetapi tidak memiliki keadaan itu.
Penyakit jantung koroner sangat berhubungan dengan faktor resiko. Bila
anda dapat mengendalikan faktor resiko tersebut, berarti anda
memperbaiki kualitas hidup anda dan memperkecil resiko kambuh atau
memberatnya penyakit.
Mengontrol
faktor risiko koroner termasuk berhenti merokok untuk anda yang biasa
merokok; mengontrol kadar kolesterol darah agar tidak melebihi nilai
normal; mengawasi tekanan darah agar tetap normal; bila menderita
diabetes diusahakan kadar gula tidak terlalu tinggi. Untuk yang
kegemukan (obese) agar menurunkan berat badannya sampai berat badan
ideal. Bagi anda yang dengan stress psikis tinggi agar dapat
mengendalikan stress psikis tersebut. Semua ini dapat anda lakukan
sendiri dengan kesadaran penuh, dan akan lebih baik lagi melalui
konsultasi dengan dokter keluarga anda. Faktor resiko yang dapat
menyebabkan seseorang mengalami penyakit jantung ialah:
2.2.1 Alkohol
Minum alkohol dalam jumlah banyak dapat meningkatkan resiko CVD.
2.2.2 Tekanan Darah
Takanan darah tinggi secara langsung dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya CVD.
2.2.3 Diabetes
Diabetes
secara substansial dapat meningkatkan resiko CVD. Laki-laki dengan
diabetes melitus tipe 2 memiliki resiko terkena CVD 2-4 kali lebih
besar, dan resiko ini lebih tinggi lagi pada perempuan dengan penderita
diabetes melitus tipe 2.
2.2.4 Makanan
Salah
satu alasan mengapa angka kejadian CVD di Indonesia meningkat adalah
gaya hidup yang berubah yang menyangkut kegiatan fisik dan kebiasaan
makan yang kurang sehat. Dalam hal yang terakhir, konsumsi lemak
tertentu - terutama lemak jenuh - meningkat, sedangkan konsumsi
buah-buahan dan sayur mayur terlalu rendah. Konsumsi garam juga berada
diatas tingkat yang dianjurkan
2.2.5 Olahraga
Laporan
WHO tahun 2002 memperkirakan bahwa antara 1 hingga 24% dari CVD di
negara-negara maju disebabkan oleh rendahnya tingkat olah raga (dibawah
2.5 jam kegiatan dengan intensitas sedang setiap minggu). Perubahan gaya
hidup di Indonesia juga mengurangi kegiatan fisik
2.2.6 Kolesterol
Apabila
terlalu banyak kolesterol dalam darah, maka kelebihannya akan
terperangkap pada dinding pembuluh darah arteri. Seiring waktu, endapan
ini akan bertambah dan menyumbat aliran darah. Proses ini disebut
Atherosclerosis. Proses ini dapat terus berlanjut sampai sumbatan
pembuluh darah semakin kuat, sehingga aliran darah terhambat dan darah
menjadi lebih mudah menggumpal. Saat inilah mulai timbul keluhan
kesehatan. Apabila endapan lemak ini terlepas dari dinding pembuluh
darah, maka dapat menyebabkan pembuluh darah tersumbat secara total.
Apabila terjadi pada pembuluh darah di jantung maka menyebabkan serangan
jantung dan apabila terjadi di otak maka menyebabkan stroke.
2.3 Pengobatan Penyakit Jantung.
Ada
sejumlah obat-obatan resep yang tersedia untuk pengobatan CVD, termasuk
obat antiplatelet, anti-hipertensi (misalnya ACE inhibitor, AIIRA),
obat penurun lipid, statin, beta blocker, diuretik, dan vasodilator.
Ada banyak pasien yang juga membutuhkan prosedur operasi seperti operasi
by-pass pembuluh darah koroner.Meskipun ada sejumlah pengobatan yang telah terbukti efektif, pencegahan CVD jelas lebih baik. Hal ini dapat dicapai dengan mengurangi faktor-faktor resikonya yaitu menurunkan tekanan darah, menurunkan tingkat kolesterol, berhenti merokok, mengurangi minum alkohol dan lebih banyak berolah-raga. Penyelidikan terakhir menunjukkan bahwa obat-obat resep tertentu, yang telah terbukti mengurangi timbulnya CVD, juga dapat mencegah CVD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar