Minggu, 13 Januari 2013

Plasenta Previa

Pengertian Placenta Previa
Placenta previa adalah penyebab yang paling umum dari perdarahan tanpa rasa sakit pada stadium-stadium kemudian kehamilan (setelah minggu ke-20). Placenta adalah organ sementara yang menghubungkan ibu dan fetus dan mengirim oksigen dan nutrisi-nutrisi dari ibu ke fetus. Placenta berbentuk cakram dan pada masa sepenuhnya berukuran kira-kira tujuh inches dalam diameternya (garis tengahnya). Placenta melekat pada dinding kandungan (uterus). Placenta previa adalah komplikasi yang berakibat dari placenta tertanam dekat pada, atau overlying, saluran keluar dari uterus (kandungan).
Karena placenta kaya dalam pembuluh-pembuluh darah, jika ia tertanam dekat saluran keluar dari kandungan (mulut dari seviks), perdarahan dapat terjadi ketika serviks (leher rahim) melebar atau meregang.
 Gejala Placenta previa
1. Gejala yang terpenting ialah perdarahan tanpa nyeri.
Pasien mungkin berdarah sewaktu tidur dan sama sekali tidak terbangun; baru waktu ia bangun, ia merasa bahwa kainnya basah. Biasanya perdarahan karena plasenta previa baru timbul setelah bulan ke tujuh. Hal ini disebabkan oleh: a. Perdarahan sebelum bulan ketujuh memberi gambaran yang tidak berbeda dari abortus. b. Perdarahan pada plasenta previa disebabkan pergerakan antara plasenta dan dinding rahim. Keterangannya sebagai berikut: Setelah bulan ke-4 terjadi regangan pada dinding rahim karena isi rahim lebih cepat tumbuhnya dari rahim sendiri; akibatnya istmus uteri tertarik menjadi bagian dinding korpus uteri yang disebut segmen bawah rahim. Pada plasenta previa, tidak mungkin terjadi tanpa pergeseran antara plasenta dan dinding rahim. Saat perdarahan bergantung pada kekuatan insersi plasenta dan kekuatan tarikan pada istmus uteri. Jadi, dalam kehamilan tidak perlu ada his untuk menimbulkan perdarahan, tetapi sudah jelas dalam persalinan his pembukaan menyebabkan perdarahan karena bagian plasenta di atas atau dekat ostium akan terlepas dari dasarnya.
Perdarahan pada plasenta previa terjadi karena terlepasnya plasenta dari dasarnya. Perdarahan pada plasenta previa bersifat berulang-ulang karena setelah terjadi pergeseran antara plasenta dan dinding rahim. Oleh karena itu, regangan dinding rahim dan tarikan pada serviks berkurang, tetapi dengan majunya kehamilan regangan bertambah lagi dan menimbulkan perdarahan baru. Darah terutama berasal dari ibu ialah dari ruangan intervilosa, tetapi dapat juga berasal dari anak jika jonjot terputus atau pembuluh darah plasenta yang lebih besar terbuka.
2. Bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada kutub bawah rahim sehingga bagian terendah tidak dapat mendekati pinto atas panggul.
3. Pada plasenta previa, ukuran panjang rahim berkurang maka pada plasenta previa lebih sering disertai kelainan letak jika perdarahan disebabkan oleh plasenta previa lateral dan marginal serta robekannya marginal, sedangkan plasenta letak rendah, robekannya beberapa sentimeter dari tepi plasenta.
Juga harus dikemukakan bahwa pada plasenta previa mungkin sekali terjadi perdarahan pasca persalinan karena:
  1. Kadang-kadang plasenta lebih erat melekat pada dinding rahim (plasenta akreta).
  2. Daerah perlekatan luas.
  3. Kontraksi segmen bawah rahim kurang sehingga mekanisme pentt tupan pembuluh darah pada insersi plasenta tidak baik.
Faktor Resiko Placenta Previa
  1. Wanita lebih dari 35 tahun, 3 kali lebih berisiko.
    2. Multiparitas, apalagi bila jaraknya singkat. Secara teori plasenta yang baru berusaha mencari tempat selain bekas plasenta sebelumnya.
    3. Kehamilan kembar.
    4. Adanya gangguan anatomis/tumor pada rahim sehingga mempersempit permukaan bagi penempelan plasenta.
    5. Adanya jaringan parut pada rahim oleh operasi sebelumnya. Dilaporkan, tanpa jaringan parut berisiko 0,26%. Setelah bedah sesar, bertambah berturut-turut menjadi 0,65% setelah 1 kali, 1,8% setelah 2 kali, 3% setelah 3 kali dan 10% setelah 4 kali atau lebih.
    6. Adanya endometriosis (adanya jaringan rahim pada tempat yang bukan seharusnya, misalnya di indung telur) setelah kehamilan sebelumnya.
    7. Riwayat plasenta previa sebelumnya, berisiko 12 kali lebih besar.
    8. Adanya trauma selama kehamilan.
    9. Kebiasaan tidak sehat seperti merokok dan minum alkohol.

    Selain placenta previa, ada juga perdarahan akibat solusio plancentae. Terjadi bila penempelan plasenta di tempat yang normal tetapi terlepas dari dinding rahim. Penyebab terlepas bisa karena perubahan anatomis/tumor pada rahim, karena tali plasenta pendek sehingga tertarik oleh gerakan janin, atau karena daya dukung plasenta memang sudah sangat berkurang, sehingga rapuh.

    Akibatnya terjadi perdarahan. Secara mudah, pada placenta previa perdarahan tidak diikuti nyeri perut. Tetapi pada solusio plasenta, perdarahan diikuti nyeri perut yang hebat.
Penanganan Placenta Previa
  • Penanganan aktif bila : a. Perdarahan banyak tanpa memandang usia kehamilan.
  1. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
  2. Anak mati
Perawatan konservatif berupa :
  • Istirahat.
  • Memberikan hematinik dan spasmolitik unntuk mengatasi anemia.
  • Memberikan antibiotik bila ada indikasii.
  • Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit.
Bila selama 3 hari tidak terjadi perdarahan setelah melakukan perawatan konservatif maka lakukan mobilisasi bertahap. Pasien dipulangkan bila tetap tidak ada perdarahan. Bila timbul perdarahan segera bawa ke rumah sakit dan tidak boleh melakukan senggama.

Penanganan aktif berupa :
  • Persalinan per vaginam.
  • Persalinan per abdominal.
Penderita disiapkan untuk pemeriksaan dalam di atas meja operasi (double set up) yakni dalam keadaan siap operasi. Bila pada pemeriksaan dalam didapatkan :
  1. Plasenta previa marginalis
  2. Plasenta previa letak rendah
  3. Plasenta lateralis atau marginalis dimana janin mati dan serviks sudah matang, kepala sudah masuk pintu atas panggul dan tidak ada perdarahan atau hanya sedikit perdarahan maka lakukan amniotomi yang diikuti dengan drips oksitosin pada partus per vaginam bila gagal drips (sesuai dengan protap terminasi kehamilan). Bila terjadi perdarahan banyak, lakukan seksio sesar.
Indikasi melakukan seksio sesar :
  • Plasenta previa totalis
  • Perdarahan banyak tanpa henti.
  • Presentase abnormal.
  • Panggul sempit.
  • Keadaan serviks tidak menguntungkan (belum matang).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar