BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan
adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin.lama kehamilan
normal adalah 280 hari atau 9 bulan 7 hari,dihitung dari hari pertama
dan haid terakhir (7) .
Kehamilan
matur (cukup bulan ) bberlangsung 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih
dari 43 minggu (300 hari).kehamilan yang berlangsung antara 28dan 36
minggu di sebut premature , sedangkan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur(8)
Seorang
ibu belum tentu dikatakan hamil apabila hanya memiliki tanda-tanda
seperti terlambat haid, mual, muntah, perut dan payudara membesar karena
dikatakan hamil apabila sudah terdengar bunyi denyut jantung janin
serta terlihatnya tulang janin melalui ultra sonografi (USG) dan dalam
foto rontgen.
2.1.2 Patofisiologi Kehamilan
Proses
kehamilan merupakan mata rantai berkesinambungan masa kehamilan dimulai
dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal kira-kira
280 hari (40 minggu) sampai 300 hari (42 minggu) yang terhitung dari
haid terakhir.Kehamilan 40 minggu disebut kehamilan cukup bulan, bila
kehamilan lebih dari 42 minggu disebut kehamilan post matur. Kehamilan
dibagi 3 fase yaitu :
1. Trimester I (antara 0 sampai 12 minggu)
2. Trimester II (antara 12 minggu sampai 28 minggu) dan
3. Trimester III (antara 28 minggu sampai 40 minggu) (6)
Menurut Hanifa (2002:125) pada wanita hamil terdapat tanda dan gejala antara lain sebagai berikut :
2.1.3 Tanda dugaan hamil
a. Amenore (tidak dapat haid)
Gejala
ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak haid lagi.Penting
diketahui tanggal hari pertama haid terakhir supaya dapat ditentukan
tuanya kehamilan dan perkiraan persalinan.
b. Nausea (enek) dan Emesis (muntah)
Enek umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan disertai kadang-kadang oleh emosi.
Morning
sickness dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologik.Bila
terlampau sering, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut
Hiperemesis Gravidarum.
c. Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
d. Pingsan
Sering
dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai, dianjurkan pada
bulan-bulan pertama tidak berada ditempat tersebut. Keadaan ini akan
hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
e. Payudara Tegang dan Membesar
Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli di payudara.
f. Anoreksia (tidak nafsu makan)
Pada
bulan-bulan pertama anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan timbul
lagi.Hendaknya dijaga jangan sampai salah pengertian makan untuk “dua
orang” sehingga kenaikan berat badan tidak sesuai dengan tuanya
kehamilan.
g. Sering kencing
Kejadian
ini terjadi karena kandung kencing pada bulan -bulan pertama kehamilan
karena tertekan uterus yang mulai membesar.Pada triwulan kedua umumnya
keluhan ini hilang oleh karena uterus yang mulai membesar dari rongga
panggul dan menekan kembali kandung kencing.
h. Obstipasi (sulit buang air besar)
Keadaan ini karena pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus.
i. Pigmentasi kulit
Terjadi
pada usia kehamilan 12 minggu keatas pada pipi hidung dan dahi.
Kadang-kadang nampak deposit pigmen yang berlebihan dikenal sebagai
kloasma gravidarum. Aerola mamae lebih hitam karena didapatkan deposit
pigmen yang berlebih.
j. Epulis hipertropi dari papil gusi terjadi pada trimester pertama.
k. Varices
Karena
pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penumpukan pembuluh
darah vena.Penumpukan pembuluh darah itu terjadi disekitar genetalia
eksterna, kaki, betis dan payudara.Penumpukan pembuluh darah ini dapat
menghilang setelah persalinan(8).
2.1.4 Tanda-tanda Kehamilan
Tanda pasti kehamilan
Gerakan
janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya pada kehamilan 18
minggu sedang pada multigravida pada 16 minggu oleh karena sudah
berpengalaman dari kehamilan terdahulu. Gerakan
janin kadang-kadang pada kehamilan 20 minggu dapat diraba secara
obyektif oleh pemeriksa, balotemen dalam uterus sudah dapat diraba pada
kehamilan lebih tua.Bila dilakukan pemeriksaan dengan sinar rontgen
kerangka fetus mulai dapat dilihat.Dengan alat fetal elektro cardiograph
denyut jantung janin dapat dicatat pada kehamilan 12 minggu (8)
Dalam
triwulan terasa gerakan janin lebih gesit.Bunyi jantung janin juga
dapat didengar lebih jelas.Bagian-bagian besar janin ialah kepala dan
bokong dan bagian-bagian kecil ialah kaki dan lengan dapat pula diraba
dengan jelas.Pada primigravida kepala janin mulai turun pada kehamilan
kira-kira 36 minggu sedang pada multigravida pada kira-kira 38 minggu.
Dari keseluruhan yang diuraikan maka diagnosis pasti kehamilan dapat dibuat apabila:
a. Dapat diraba dan kemudian dikenal bagian-bagian janin.
b. Dapat dicatat dan didengar bunyi jantung janin dengan beberapa cara.
c. Dapat dirasakan gerakan janin dan balotemen
d. Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin.
e. Dengan
ultrasonografi (scanning) dapat diketahui ukuran kantong janin, panjang
janin (crown rump) dan diameter biparietalis hingga dapat diperkirakan
tuanya kehamilan dan selanjutnya dapat dipakai untuk menilai pertumbuhan
janin.
2.1.5 Faktor resiko pada kehamilan
Faktor resiko kehamilan adalah setiap faktor yang berhubungan dengan
meningkatnya kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
a. Primi muda umur kurang dari 20 tahun primi tua lebih dari 35 tahun.
b. Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
c. Pernah melahirkan lebih dari 4 kali
d. Mengalami
kesulitan pada persalinan yang lalu (bayi lahir mati, sungsang, bayi
tidak cukup umur operasi pada waktu melahirkan kadang-kadang dan
lain-lain).
e. Tinggi badan kurang dari 145 cm
f. Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
g. Mempunyai riwayat penyakit menahun (misal : malaria, TBC, sakit jantung, dll).(8)
2.2 Konsep Dasar Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis
gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan, sehingga pekerjaan
sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk(1)
Hiperemesis gravidarum adalah mual danm muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktifitas sehari-hari,bahkan dapat membahayakan hidup ibu hamil(8)
Hiperemesis
gravidarum adalah mual dan muntah yang menetap selama kehamilan yang
mengganggu asupan cairan dan nutrisi,biasanya terjadi selama 20 minggu
kehamilan,cukup berat hingga menurunkan berat badan dan
ketidakseimbangan elektrolit.(14)
2.2.2. Etiologi
Penyebab
Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.Perubahan-perubahan
anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh
kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan :
a) Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa
dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan
kehamilan ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan,
karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin
dibentuk berlebihan.
b) Masuknya
vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat
hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini
merupakan faktor organik.
c) Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik.
d) Faktor
psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun
hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui
dengan pasti. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai
ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan
muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil
atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup.Tidak jarang dengan
memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi frekwensi
muntah klien.
2.2.3. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama.
Pengaruh
psikologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem
saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung.Penyesuaian
terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah
dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hiperemesis
garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda,
bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak
seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.Belum jelas mengapa
gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor
psikologik merupakan faktor utama, disamping faktor hormonal. Yang jelas
wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan
gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang
berat.
Hiperemesis
gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi.Karena oksidasi lemak yang tak
sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik,
asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.Kekurangan cairan yang
diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi,
sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang.Natrium dan Khlorida
darah turun, demikian pula Khlorida air kemih.Selain itu dehidrasi
menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan
berkurang.Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan
berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik.Kekurangan
Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat
ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat
merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan(6).
2.2.4. Tanda dan Gejala
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu :
1. Tingkatan I :
Muntah
terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa
lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri pada
epigastrium.Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah
sistol menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering dan mata cekung.
2. Tingkatan II :
Penderita
tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang, lidah
mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang
naik dan mata sedikit ikterus.Berat badan menurun dan mata menjadi
cekung, tensi rendah, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi.
Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
3. Tingkatan III:
Keadaan
umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen
sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu badan meningkat dan tensi
menurun. Komplikasi fatal dapat terjadi pada susunan saraf yang dikenal
sebagai ensefalopati Wemicke, dengan gejala : nistagtnus dan diplopia.
Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk
vitamin B kompleks.Timbulnya ikterus adalah tanda adanya payah hati(6).
2.2.5 Diagnosa
Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus sehingga mempengaruhi keadaan umum.
Hiperemesis
gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang
dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera
diberikan(6).
2.2.6 . Penatalaksanaan
1. Pencegahan
dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada
ibu-ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut. Juga
tentang diit ibu hamil makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi
sedikit-sedikit tapi sering.
2. Terapi
obat menggunakan sedativa (luminal, stesolid); vitamin (B1 dan B6);
anti muntah (mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan); antasida
dan anti mulas.
3. Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap di Rumah Sakit.
a. Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur di Rumah Sakit saja, telah banyak mengurangi mual muntah.
b. Isolasi.
Jangan terlalu banyak tamu kalau perlu rawat dan dokter saja yang boleh
masuk. Kadang kala hal ini saja, tanpa pengobatan khusus telah
mengurangi mual dan muntah.
c. Terapi
psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang
wajar, normal dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir. Cari
dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosial ekonomi dan
pekerjaan serta lingkungan.
d. Berikan
cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein hari.
Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B
kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan
pula asam amino secara intra vena
e. Berikan obat-obatan seperti telah dikemukakan diatas.
f. Pada
beberapa kasus dan bila tetapi tidak dapat dengan cepat memperbaiki
keadaan umum penderita, dapat dipertimbangkan suatu abortus buatan.
2.2.7 Diet Hiperemesis Gravidarum
a) Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan
hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama
makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua
zat-zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama
beberapa hari.
b) Diet
hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara
berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman
tidak diberikan bersama makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat-zat
gizi kecuali vitamin A dan D.
c) Diet
hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.
Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan.
Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium(6).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar