CERVIKSITIS
Infeksi serviks kemungkinan
lebih sering terjadi dari pada yang terlihat. Mengingat peristiwa laserasi umum
dijumpai, dan serviks sendiri biasanya ditempati kuman-kuman yang patogen.
Lagipula, mengingat laserasi serviks yang sering langsung meluas ke dalam
jaringan di dasar ligamentum kardinale, infeksi tersebut mudah menyebabkan
limfangitis, parametritis dan bakteremia.
Pengobatan :
Luka yang terinfeksi, seperti
halnya luka bedah yang terinfeksi lainnya, harus diatasi dengan pemasangan
drainase. Salah satu terapi kombinasi antibiotik berspektrum luas seperti
dibicarakan diatas, harus diberikan pada keadaan ini. Rasa nyeri diringankan
dengan penggunaan preparat analgesik yang efektif dan bila terjadi retensi
urin, pemasangan indwelling catheter harus dilakukan.
ENDOMETRIOSIS
Endometriosis yang aktif dan
berat merupakan komplikasi yang tidak sering ditemukan pada kehamilan. Namun
demikian, wanita dengan endometriosis dapat hamil dan dalam perjalanan ke Endometriosis
biasanya disebabkan oleh gangguan hormonal.
Gejalanya seperti : gangguan
siklus menstruasi yang pendek kurang dari 21 hari, dismenorhea yang kuat,
infertilitas, dan apabila di USG akan terlihat 2 buah uterus.
Penatalaksanaan : - Pengangkatan
jaringan dengan tindakan operatif
-
Pemberian antibiotic berspectrum luas dosis tinggi
untuk mencegah penyebaran ke jaringan lain
-
Pemberian anlgetik tanpa hormonal
Komplikasi yang langka dalam
endomeriosis ovarium dalam kehamilan adalah ruptura kista endometrium dengan
gambaran klinis yang memberikan kesan ke arah pielonefritis, apendisitis akut
atau kehamilan tuba. Gambaran klinis lainnya adalah pembesaran endometrioma
pelvic yang menyebabkan distosia persalianan. Namun demikian, sebagian besar
wanita dnegan endometriosis yang tidak dikenali, jelas dapat menjalani
kehamilan dan persalinannya tanpa komplikasi apapun.
PARAMETRITIS ( SELLULITIS
PELVIKA )
Sellulitis pelvika ringan dapat
menyebabkan suhu yang meninggi dalam nifas. Bila suhu tinggi menetap lebih dari
satu minggu disertai dengan rasa nyeri dfi kiri atau kanan dan nyeri pada
pemeriksaan dalam, hal ini patut dicurigai terhadap kemungkinan selulitis
pelvika. Pada perkembangan proses peradangan lebih lanjut gejala-gejala
sellulitis pelvika menjadi lebih jela. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba
tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus dan tahanan ini yang berhubungan erat
dengan tulang panggul, dapat meluas ke berbagai jurusan. Di tengah-tengan
jaringan yang meradang itu bisa tumbuh abses. Dalam hal ini, suhu yang
mula-mula tinggi secara menetap menjadi naik-turun disertai dengan menggigil.
Penderita nampak sakit, nadi cepat, dan perut nyeri. Dalam 2/3 kasus tidak
terjadi pembentukan abses, dan suhu menurun dalam beberapa minggu. Tumor di
sebelah uterus mengecil sedikit demi sedikit, dan akhirnya terdapat parametrium
yang kaku.
Jika terjadi abses, nanah harus
dikeluarkan karena selalu ada bahaya bahwa abses mencari jalan ke rongga perut
yang menyebabkan peritonitis, ke rectum, atau ke kandung kencing.
ADNEXITIS
Adnexitis ini biasanya menyerang
pada tuba dan jaringan sekitarnya. Pada infeksi masa puerperalis, kelainan yang
mengenai tuba falopi seringkali hanya perisalpinitis tanpa diikuti oklusi tuba,
sterilisasi di kemudian hari dan kemandulan. Salpingitis primer karena penyakit
gonore selama masa puerperalis jarang ditemukan. Abses ovarium dapat terjadi
sebagai komplikasi infeksi masa puerpuralis yang munkin akibat invasi bakteri
melalui ruptura selubung ovarium. Abses biasanya unilateral dan pasien biasanya
datang 1 sampai 2 minggu setelah melahirkan. Pada banyak kasus, ruptura bases
akan menyebabkan peritonitis tampak jelas, tindakan yang dilakukan pada mulanya
berupa pemberian preparat entibiotik intravena saja, tetapi drainase biasanya
juga diperlukan dan juga bias mendorong dilakukannya eksplorasi bedah.
PERITONITIS
Adanya gangguan pada system
pencernaan. Biasanya nyeri pada symfisis kiri dan tekan. Penyulit ini jarang
dijumpai apabila terapi segera diberikan, akan tetapi nisa ditemukan pada
pasien infeksi pasca secsio sesarea apabila terjadi nekrosis dan terlepasnya
insisi, dan juga bias terjadi karena meluasnya endometritis. Tetapi juga
ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforotis dan sellulitis pelvika.
Selanjutnya, ada kemungkinan bahwa abses pada sellusitis pelvika mengeluarkan
nanahnya ke rongga peritoneum dan menyebabkan peritonitis. Peritonitis juga
kadang dijumpai pada wanita dengan riwayat SC dan menjalani persalinan
pervaginam.
Secara klinis, peritonitis nifas
mirip dengan peritonitis bedah, kecuali bahwa rigidaitas abdomen biasanya
kurang meninjol karena pada kehamilan terjadi peregangan abdomen. Peritonitis,
yang tidak menjadi peritonitis umum, terbatas pada daerah pelvis. Gejalanya
tidak seberat pada peritonitis umum, penderita demam, nyeri perut bagian bawah,
yaitu karena distensi usus yang hebat terjadi karena ileus paralitik. Tetapi
keadaan umum tetap baik. Pada pelvioperitonitis bias terjadi pertumbuhan bases.
Nanah yang biasanya terkumpul dalam kavum Douglas harus di keluarkan dnegan
kolpotomi posterior untuk mencegah keluarnya melalui rectum atau kandung
kencing.
Peritonitis umum disebabkan oleh
kuman yang sangat patogen dan merupakan penyakit berat. Suhu mneingkat menjadi
tinggi, nadi cepat dan kecil, perut kembung dan nyeri ada defense musculire.
Muka menjadi pucat, mata cekung, kulit muka dingain; terdapat apa yang
dinamakan facies hippocratica.
Kausa peritonitis generalisata
perlu diidentifikasi. Apabila infeksi dimulai di uterus dan kemudian ke
peritoneum, terapi biasanya bersifat medis. Sebaliknya, peritonitis akibat lesi
usus atau nekrosis insisi uterus sebaiknya diterapi secara bedah. Terapi
antimikroba dilanjutkan.
Penanganan pada peritonitis :
a. Pasang selang nasogastrik
b. Infus cairan Ringr Laktat
c. Berikan antibiotik kombinasi,
sampai 48 jam bebas panas
• Ampisilin 2
g I.V. tiap 24 jam
• Ditambah
gentamisin 5 mg/kg .I.V. tiap 24 jam
• Ditambah
metronidasol 500 mg I.V. tiap 8 jam
d. Jika perlu lakukan laparatoni
untuk drainase
PELVIKSISTIS
Meskipun segera dilakukan
pengobatan antibiotika yang tepat untuk mengatasi metritis, kadang-kadang suatu
flegmon parametrium akan mengalami supurasi sehingga terbentuk massa benjolan
pada ligamentum latum yang berfluktuasi dan bias menonjol diatas ligamentum
inguinale pouparti. Dalam keadaan ini, wanita tersebut mungkin tidak menunjukan
gejala yang semakin memburuk tetapi panas tetap bertahan. Begitu trdapat
ruptura abses ke dalam kavum peritonii, peritonitis yang bias membawa kematian
dapat terjadi. Kemungkinan lebih besar lag, trjadi robekan ke arah anterior
sehingga tidak terjangkau dengan tindakan drainase lewat jarum yang diarahkan
oleh tomografi komputer. Kadang-kadang robekan terjadi ke arah posterior lewat
ruang retroperitonium ke dalam septum rektovaginalis di mana drainase operatif
mudah di laksanakan.
Gejalanya : -
Nyeri daerah pinggang menjalar ke symfisis
-
Demam tinggi yang berhari- hari
-
Biasanya disebabkan oleh infeksi pada kuman
Tindakan : Pemberian anlgetik,
antibiotic berspectrum luas.
MYOMETRITIS
1. Pengertian
Myometritis
/ Metritis adalah radang miometrium. Metritis adalah infeksi uterus setlah
persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu.Penyakit
ini tidak berdiri sendiri tetapi merupakan lanjutan dari endometritis, sehingga
gejala dan terapinya seperti endometritis.
2. Klasifikasi Myometritis
a. Metritis
Akut
Metritis akut biasanya terdapat pada abortus
septik atau infeksi postpartum. Penyakit ini tidak berdiri sendiri, akan tetapi
merupakan bagian dari infeksi yang lebih luas yaitu merupakan lanjutan dari
endometriosis. Kerokan pada wanita dengan endometrium yang meradang dapat
menimbulkan metritis akut.
Pada penyakit ini miometrium menunjukkan reaksi
radang berupa pembengkakan dan infiltrasi sel-sel radang. Perluasan dapat
terjadi lewat jalan limfe atau lewat tromboflebitis dan kadang – kadang dapat
terjadi abses.
b. Metritis
Kronik
Metritis Kronik adalah diagnosa yang dahulu
banyak dibuat atas dasar menometroragia dengan uterus yang lebih besar dari
biasanya, sakit pinggang dan leukore. Akan tetapi pembesaran uterus pada
multipara umumnya disebabkan oleh penambahan jaringan ikat akibat kehamilan,
sedang gejala – gejala yang lain mungkin mempunyai sebab lain. Bila pengobatan
terlambat ataukurang adekuat dapat menjadi abses, peritonitis, Syok septik,
infeksi pelvik yang menahun, penyumbatan tuba dan infertilitas.
3. Tanda dan gejala
Gejala
metritis sama dengan gejala yang muncul pada Endometritis :
a. Demam
b. Nyeri
perut bawah, keluar lochea berbau / purulent
c. Perdarahan
vaginal
d. Sakit
pinggang
e. Nyeri
tekan uterus
4. Diagnosa
Pada
metritis diagnosa hanya dapat dibuat secara Patologi Anatomis
5. Komplikasi
Dapat
terjadi penyebaran ke jaringan sekitar seperti :
a. Parametritis
( infeksi sekitar rahim )
b. Salpingitis
( infeksi saluran otot )
c. Ooforitis
( infeksi indung telur )
d. Pembentukan
nanah sehingga terjadi abses pada tuba atau indung telur
(Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan,
407)
6. Penanganan
Terapi
miometritis :
a. Antibiotika
spektrum luas
-
Ampisilin 2 g iv / 6 jam
-
Gentamisin 5 mg kg / BB
-
Metronidasol 500 mg iv / 8 jam
b. Profilaksi
Antitetanus
c. Evakuasi
sisa hasil konsepsi
-
Antibiotik kombinasi
-
Transfusi jika diperlukan
KELAINAN PADA OVARIUM
SALPINGITIS
Salpingitis menyerang pada tuba
dan biasanya nyeri pada saat ditekan,salpingitis juga menjalar ke ovarium
hingga juga terjadi oophoritis. Salpingitis dan oophoritis diberi nama
adnexitis.
Etiologi :
Paling sering
disebabkan oleh gonococcus, disamping itu oleh staphylococ, streptococ dan
bacteri Tuberculosis.
Infeksi dapat terjadi sebagai
berikut :
Naik dari
cavum uteri
Menjalar dari
alat yang berdekatan seperti dari appendiks yang meradang
Haematogen
terutama salpingitis tuberculosa
Salpingitis
biasanya bilateral.
Gejala-gejala :
Demam tinggi
dengan menggigil, pasien sakit keras.
Nyeri kiri
dan kanan di perut bagian bawah terutama kalau ditekan
Mual dan
muntah; jadi ada gejala abdomen akut karena terjadi perangsangan peritoneum.
Kadang-kadang
ada tenesmi adanum karena proses dekat pada rectum atau sigmoid.
Toucher :
nyeri kalau portio digoyangkan, nyeri kiri dan kanan dari uterus, kadang-kadang
ada penebalan dari tuba, tuba yang sehat taj dapat diraba.
Harus diketahui bahwa tekanan
pada ovarium selalu menimbulkan nyeri walaupun tidak meradang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar