Pagi ini aku bangun lebih awal, aku
lihat telpon genggam ku menunjukkan pukul 06.15 WIB. Dan hari ini Sabtu tanggal
22 juni 2013, aku teringat hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh
seseorang yang dulu pernah menjadi bagian dari hidupku, dan sekarang kami
seperti orang asing yang saling tak mengenal. Ya hari ini dia yudisium. Congratulation sayang ! Hari ini mungkin hari yang sangat bahagia untuk dia. Hari
ini dia melepas status mahasiswanya menjadi S.Ked, perjuangan yang begitu sulit
yang telah dilewatinya. Akhirnya dia bisa juga menyelesaikan kuliahnya. Aku
hanya bisa menarik nafas panjang, aku ikut senang tapi disisi lain aku sakit,
ya beberapa hari lalu kami mendapat masalah besar. Dia mengakhiri hubungan kami
bukan karna orang lain tapi orangtua sebagai pemicu. Semua terasa begitu indah
sampai akhirnya omongan itu kluar dari mulut dia. Ini serasa mimpi, tidak ada
pertengkaran tapi harus memaksa berakhir. Meski hati tidak ingin terpisah. Aku
dan dia sekarang bukan lagi siapa-siapa. Aku coba untuk bangkit dari tempat
tidur dan mencoba untuk mengawali aktivitas ku. Aku berusaha untuk tidak
memikirkan hal itu lagi.
Akhirnya semua pekerjaan selesai,
seperti biasa setelah mandi aku slalu duduk diatas tempat tidur sambil meraih
telpon genggam ku sambil melihat inbox handphone. Tidak ada pesan baru. Aku
harus membiasakan diri untuk menghadapi hal seperti ini. Tidak ada yang aku
lakukan, menatap langit-langit kamar. Dan tanpa sadar kembali meneteskan air
mata, aku teringat hal itu lagi. Ya kata-kata itu slalu melayang-layang
difikiran aku “Ibu bg bilang, sekarang Bidan itu gak main, yang laku sekarang
itu Dokter gigi, jadi ibu pengennya bg cari pasangan seperti itu biar bisa
sama-sama cari uang”. Sampai sekarang di dalam fikiran aku masih ada sebuah
pertanyaan, kenapa ada seorang ibu yang bisa ngomong seperti itu ke anaknya dan
ngeremehin profesi padahal dia sendiri berprofesi seperti itu juga dan dia bisa
ngebiayain anak dia sampai jadi seorag dokter kan karna dari hasil kerja dia
sebagai bidan.
Ini benar-benar pengalaman buruk bagi
aku, gak pernah terlintas sedikit pun di dalam fikiran hal seperti ini bisa aku
temui. Mungkin ini salah satu perjalanan hidup yang harus aku lewati. Aku
percaya Tuhan memberikan cobaan kepada seseorang karna Tuhan sayang, Tuhan
ingin aku lebih bisa dewasa lagi dalam menjalani hidup dan dalam menghadapi
masalah, Tuhan ingin aku menjadi lebih baik lagi.
Sulit sebenernya buat bisa nglewatinnya,
semua kenangan itu slalu terlintas dalam fikiran. Semakin aku berusaha untuk
menghapus semuanya, semuanya itu semakin melekat dalam fikiran. Mungkin karena
kami mengakhiri ini semua dengan baik-baik, tidak ada masalah antara aku dan
dia, tapi karena orangtua. Tidak ada hal yang buruk yang bisa aku fikirkan
untuk melupakan dia.
Aku hapus air mata yang dari tadi tak
henti mengalir, entah sudah berapa banyak dia keluar aku tidak pedulikan itu.
aku raih kembali telpon genggam ku. Dan aku mulai mengetik sebuah pesan singkat
Me |
You |
Hanya
sesaat, kembali lagi didalam fikiran lahir pertanyaan yang seharusnya itu gak
ada lagi dalam fikiran aku. Lagi sama siapa ya dia? Ngajak siapa ya dia pergi
yudisium? Siapa aja ya yang pergi yudisium dia? Pasti lagi senang banget dia?
Lengkap gak ya kebahagiaan dia tanpa ada aku? Keingat gak ya dia sama aku? Dia
mikirin perasaan aku sekarang gak ya? Pasti dia lagi senang-senang ngerayain
hari dia sekarang. Dan aku disini ya seperti ini masih menangisi semuanya.
Mencoba untuk tegar, tapi tetap rapuh. Dan slalu dihantui oleh kata-kata itu
“Ibu bg bilang, sekarang Bidan itu gak main, yang laku sekarang itu Dokter
gigi, jadi ibu pengennya bg cari pasangan seperti itu biar bisa sama-sama cari
uang”. Kata-kata ini benar-benar sakit, entah aku yang bodoh karna cinta, entah
rasa sayang yang tulus ini, yang mlebihi sampai sekarang aku tetap tidak bisa
membenci dia meski aku tersakiti! Congratulation for your success, missing you :’( (ADP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar